Selasa, 04 Juni 2013

Tahu Campur Pak Sugeng

Surabaya merupakan kota terbesar ke-2 di Indonesia setelah Ibu Kota Jakarta, perkembangannya hingga saat in sangat pesat. Ada cukup banyak perumahan, apartemen, hotel hingga mall-mall besar yang berdiri  di tengah-
tengah Kota Surabaya. Dibalik perkembangannya yang sangat pesat dan serba modern, kota Surabaya masih menyimpan segudang kuliner yang bisa kita nikmati. Salah satu kuliner yang bisa kita nikmati di kota ini adalah Tahu Campur Pak Sugeng yang berada di Jalan Diponegoro. Untuk mencari lokasinya cukup mudah, setelah memasuki jalan Diponegoro dari arah Utara kita akan bertemu dengan Musholla Ukhuwah yang ada di Jl. Diponegoro 222, lapaknya tepat berada di depan mushola tersebut. Area parkirnya sangat terbatas dan hanya berada disisi jalan, ramainya pengunjung tahu campur ini terkadang memakan ruas jalan. Intensitas kendaraan yang cukup di jalan tersebut, terkadang membuat kita kesulitan untuk memarkir kendaraan roda dua maupun roda empat.

Lapaknya sangat sederhana, terbuat dari tenda bongkar pasang dengan intensitas ruangannya sekitar ±25 pengunjung. Usaha ini sudah dirintis oleh Bpk. Sugeng sekitar 10 tahun yang lalu, tapi Beliau sendiri sangat jarang bisa dijumpai di warungnya. Semua penanganan warung ini dikerjakan oleh para karyawannya yang berjumlah ±7 orang, mulai dari jam 5 sore sampai jam 11 malam. Meskipun bisa dikatakan buka setiap hari, tapi terkadang dalam satu bulan sekali warung ini tidak berjualan. Menurut informasi yang Saya terima dari salah satu karyawannya, dalam sehari warung tahu campur ini membutuhkan ±70 kg urat dan kikil untuk melayani para pembelinya.

Tahu campurnya terdiri terdiri dari irisan tahu, mi kuning, taoge, irisan perkedel singkong atau yang disebut lèntho dan daun selada segar. Sebelum diberi isian tersebut, terlebih dahulu secolek petis udang di taruh di dalam piringnya. Dan kemudian disiram dengan kuah kaldunya yang berwarna agak kecokelatan bersama potongan otot atau urat dan kikil. Tidak lupa kerupuk kecil-kecil juga ditaburkan di atasnya sebelum disajikan. Aromanya saja sudah cukup menggoda, rasanya gurih, segar dengan sedikit rasa manis. Untuk otot dan kikilnya cukup empuk sehingga mudah untuk dipotong. Meskipun namanya tahu campur, tapi potongan urat dan kikilnya jauh lebih banyak dari pada potongan tahunya.


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar