Kamis, 13 Juni 2013

Rujak Soto Bu Ning

Setelah hampir seminggu berada di Surabaya dan Malang, akhirnya pada kamis tim wisatakuliner.com kembali menuju Pulau Bali. Kalau sebelumnya kami sudah merasakan sensasi pecel rawon khas Banyuwangi, kini kami ingin mencoba merasakan yang namanya rujak soto. Menu yang satu ini juga merupakan salah satu makanan khas Banyuwangi dan hanya bisa dinikmati di kota ini pula.

Ada cukup banyak penjual rujak soto yang bisa ditemukan di kota Banyuwangi. Tapi berdasarkan recommend beberapa teman yang tinggal di Banyuwangi dan juga hobi kuliner, maka kami memutuskan untuk mencoba menu rujak soto yang ada di jalan Nusantara. Lebih tepatnya ke warung rujak “Bu Ning” yang ada di depan bioskop Irama, namun bioskop tersebut sudah lama tidak beroperasi lagi.

Kembali lagi ke rujak soto, ketika sampai di jalan Nusantara jam menunjukkan angka 3 dan cahaya matahari sudah tidak terlalu menyengat seperti di tengah hari. Kami sudah menemukan warung yang dimaksud, melihat warungnya yang sepi, timbulah sedikit keraguan dan kami tidak jadi mampir. Kami berputar-putar dan mengelilingi kota Banyuwangi sambil melihat-lihat beberapa tempat yang menjual menu rujak soto. Sampai akhirnya kami berhenti di alun-alun kota, menurut pengalaman yang sudah-sudah, untuk mencari tahu tempat makan yang terkenal enak, orang yang bisa dipercaya yaitu tukang parkir, tukang becak atau warga sekitar yang kelihatnya memiliki hobi makan. Setelah bertanya ke beberapa orang, akhirnya diputuskan untuk kembali ke warung rujak yang ada di depan ex. bioskop Irama.

Tanpa ada keraguan lagi, kami pun langsung masuk dan memesan rujak soto. Sang penjual pun dengan gesit dan lincah mulai meracik pesanan kami. Dalam waktu kurang dari 10 menit, rujak soto yang kami pesan sudah tersedia di atas meja. Sebelum menyantapnya, Saya pun mengamati sepiring rujak soto tersebut dengan cermat. Di sana memang ada semua bahan-bahan rujak komplit yang berpadu dengan soto babat. Dan perlahan Saya pun mulai menyantapnya, lagi-lagi Saya tidak tidak bisa menemukan kata-kata yang cocok untuk menjelaskan perpaduan rasanya. Tapi rasa yang tercipta dari rujak soto ini memang benar-benar unik, lezat, gurih, segar dan semua ungkapan apapun tidak ada yang bisa mewakilinya dengan pasti. Cuma bisa bilang ya rujak, ya soto... Tapi memang perpaduan rasanya bikin orang ketagihan untuk kembali lagi menikmatinya jika bertandang ke kota Banyuwangi.

Setelah ngobrol-ngobrol dengan Ibu Pon sebagai pemiliknya bersama mbak Anik putrinya, ternyata warung ini sudah berdiri dari 23 tahun yang lalu. Dan sudah banyak orang yang pernah merasakan kenikmatan rujak soto racikannya, baik yang dari Banyuwangi sendiri maupun mereka yang berasal dari luar kota. Dulu warungnya buka dari pagi sampai malam hari, tapi karena beliau sudah cukup tua dan merasa sudah lelah, maka sekarang ini warungnya mulai dibuka dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore hari. Setelah bercerita panjang lebar, ternyata warung ini juga menjual rujak cingur, biasanya para pegawai kantoran yang datang lebih sering memesan rujak cingur dan dimakan dengan nasi putih. Karena penasaran, salah satu rekan pun langsung meminta Bu Pon untuk membuatkan seporsi rujak cingur.

Sama ketika membuat rujak soto, dalam waktu singkat saja seporsi rujak cingur pun sudah diantarkan ke meja. Dan wow, porsinya cukup banyak juga, bumbunya melimpah bercampur dengan bahan-bahan lainnya. Ternyata memang benar, cingurnya bersih dan tidak tercium bau sapi, setelah disantap rasanya memang benar-benar mantap, komposisi bumbunya yang tidak pelit membuatnya jadi sangat terasa. Cingurnya empuk dan berasa, soalnya pernah mencoba rujak cingur tapi cingurnya gak ada rasa, kalau orang Jawa bilang “cingure anyep, gak enek rasane” berbeda dengan cingur di warung ini.

Setelah perut kenyang, tiba waktunya untuk menebus kenikmatan yang baru saja kami nikmati. Dan ternyata, untuk seporsi rujak soto dan rujak cingurnya cuma diganti dengan uang 9ribu rupiah saja untuk setiap porsinya. Tapi sayang, warung ini tidak ada di Denpasar, kalaupun ada mungkin bisa setiap hari kami makan di warung ini. Meski warungnya buka setiap hari kecuali minggu, tapi kalau Bulan Ramadhan tiba, warung ini akan tutup selama 1 bulan penuh dan akan kembali melayani pembeli pada saat hari raya Idul Fitri yang pertama. Jadi bagi Anda yang kebetulan ingin menikmati rujak soto pada saat hari raya, siap-siap saja untuk mengantri dengan sabar.


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar