Kamis, 13 Juni 2013

Rujak Ciherang

Rujak dengan cita rasa yang unik dan aroma buah honje (kecombrang) yang khas, menjadikan rujak yang berasal dari kampung Ciherang ini dikenal oleh masyakat luas, terutama daerah Bandung. Lebih tepatnya, Rujak Ciherang ini terletak di Jl. Ciherang No. 81, Kampung Ciherang, Desa Kiangroke, Banjaran, Bandung. Warungnya cukup sederhana, di bagian depan terdapat meja etalase dari kayu yang memajang beberapa stoples berisi bumbu rujak, sirup bandrek dan beberapa makanan oleh-oleh lainnya. Dan di dalam terdapat lemari yang dipenuhi dengan aneka kue kering dan jajanan khas desa Ciherang, seperti opak (kerupuk), kecimpring dan berondong. Pada saat musim haji, biasanya para jema’ah haji asal Bandung membawanya untuk dijadikan salah satu cemilan untuk dibawa ke tanah suci. Karena bumbu rujak ini bisa bertahan hingga 3 bulan, dan bisa lebih lama lagi kalau disimpan di dalam lemari es.

Rujak ini terdiri dari irisan aneka buah (mangga muda, bengkuang, kedondong, nanas, mentimun dan jambu air) dan juga ubi merah yang disiram dengan sambal rujaknya. Untuk jenis buahnya selalu berganti-ganti sesuai dengan perubahan musim buah. Tapi untuk irisan ubi merah selalu ada di dalam racikan rujak ini. Rujak Ciherang yang kini sudah memiliki cabang di Warung Lobak, Soreang dan Kampung Sadu, jalan Raya Ciwidey ini, mulai melayani pelanggannya setiap hari dari jam 9 pagi sampai jam 6 sore hari. Selain bisa membeli bumbu rujaknya saja dengan harga sekitar Rp 20.000/ toples, kita juga bisa membeli rujak dengan harga Rp 5.000/porsi untuk dimakan di tempat maupun dibawa pulang.


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar