Kamis, 13 Juni 2013

Rujak Cingur Ahmad Jais

Kalau teringat dengan rujak cingur pasti akan teringat juga dengan kota Surabaya yang merupakan daerah asalnya. Tidak hanya di Surabaya, rujak cingur bisa dengan mudah ditemukan di sebagian besar daerah Jawa Timur pada umumnya. Tapi untuk kali ini Saya bersama tim wisatakuliner.com sengaja ingin menikmati rujak cingur di Kota Surabaya. Sebut saja Rujak Cingur Ahmad Jais, rujak cingur yang satu ini bisa dikatakan sebagai rujak yang paling eksklusif se-Indonesia, atau mungkin di seluruh dunia. Kenapa Saya bisa bilang demikian? Karena dilihat dari harganya saja sangat jauh berbeda dengan rujak cingur yang sering kita jumpai, seporsi rujak cingurnya dibandrol 45ribu rupiah. Dari tahun-tahun awal dirintisnya usaha ini, harganya memang jauh diatas rata-rata.

Saya bersama tim wisatakuliner.com sampai di lokasi sekitar jam 3 sore, tidak ada papan nama, sign board atau spanduk yang terpasang disana. Setelah memasuki jalan Ahmad Jais sekitar ±400 meter dari arah timur, dari tepi jalan hanya terlihat sebuah rumah yang cukup besar dengan sebuah ruang kecil di sisi kirinya. Kalau dilihat dari dari ruangannya, siapa pun tidak akan menyangka kalau harga rujaknya mencapai 45ribu per porsi. Usaha ini dirintis oleh Ny. Ng Giok Tjoe ketika Beliau berusia ±42 tahun. Tidak heran kalau hanya dengan usaha rujak cingur ini, Beliau bisa membiayai putra-putrinya hingga lulusan luar negeri. Sekarang ini usia Beliau sudah mencapai ±82 tahun, tapi sampai saat ini Beliau sendiri yang masih mengulek bumbu rujaknya. Sedangkan pengelolaan usaha ini sudah diserahkan kepada salah satu anaknya yang bernama Ong Sioe Sin atau yang dikenal dengan nama Jennifer. Meskipun harganya mahal, tapi tidak membuat Rujak Cingur Ahmad Jais kehilangan pelanggan atau pun pembeli. Bahkan kebanyakan para pelanggannya berasal dari kalangan atas, seperti para pejabat daerah atau pemerintah, manager, SPV hingga kalangan artis/ entertainer.

Ketika kami sampai disana, sudah ada beberapa orang yang terlihat sedang menikmati rujak, ada yang sedang menunggu pesanan untuk dibawa pulang dan ada juga yang baru datang. Meskipun bangunannya terlihat kuat dan besar, tapi ruangan ini sangat sederhana dan terlihat agak berantakan. Ruangannya cukup kecil dengan beberapa meja kursi sederhana, mungkin hanya cukup untuk menampung kurang dari 20 pengunjung. Biasanya Rujak Cingur Ahmad Jais ini mulai buka sekitar jam 10 siang sampai jam 5 sore, tapi untuk hari Minggu jam bukanya lebih siang sedikit, sekitar jam 11 siang.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya pesanan kami sampai juga.Waktu itu kami hanya memesan rujak cingur yang matengan, hanya terdiri dari sayuran kangkung dan taoge, beberapa potong tempe goreng, irisan tahu goreng dan cingur dengan bumbu yang cukup melimpah di atasnya. Rujaknya memang enak dengan porsi yang cukup besar, cukup untuk dinikmati 2 orang. Petisnya terasa lembut (terkadang rujak cingur ada yang petisnya masih agak kasar) dan kacangnya sedikit renyah, karena masih agak kasar. Cingurnya empuk, bersih dan baunya tidak tercium sama sekali, tempe gorengnya juga enak, ketika dimakan masih kriuk-kriuk karena digoreng kering seperti keripik. Sedangkan rujak cingur sendiri biasanya ada irisan buah-buahannya, seperti mentimun, mangga atau bengkuang.



Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar