Kamis, 13 Juni 2013

Soto Ayam Cak Pardi

Sekarang ini sedang musim hujan, Surabaya di pagi hari cukup dingin dan jalanan kota Surabaya masih terlihat lenggang. Sekitar jam setengah 7 pagi Saya bersama tim wisatakuliner.com sudah meluncur ke Jalan Embong Malang untuk menikmati Soto Ayam Cak Pardi. Sekitar 30 menit perjalanan kami tempuh untuk sampai di Soto Ayam Cak Pardi. Kalau ingin menikmati soto ayam ini sebagai menu sarapan pagi, kita harus berangkat pagi-pagi. Selain belum terlalu ramai, jalanan di Kota Surabaya juga belum terlalu dipadati kendaraan. Meskipun masih terbilang cukup pagi kami sampai di lokasi, tapi sudah ada beberapa mobil dan sepeda motor yang terparkir di depan warungnya. Tidak ada papan nama atauspanduk yang terpajang disana, hanya sebuah warung kecil sederhana dengan warna hijau dominan yang bisa dijadikan sebagai petunjuk. Lokasinya tidak jauh dari Tunjungan Plaza, di seberang Surabaya Indah atau yang sering disebut sebagai Gedung Go Sket (eks Go Sket).

Warung yang hanya bisa menampung sekitar 25 pengunjung itu sudah cukup ramai, sedangkan Cak Pardi sendiri sedang sibuk meracik soto ayam tanpa henti dibalik rombong cokelatnya. Menurut informasi yang Saya terima, Cak Pardi sudah mulai merintis usahanya ini sejak tahun 1972-an. Pada awalnya Cak Pardi menjajakan dagangannya dengan cara berkeliling, kemudian Beliau menetap di warung tersebut hingga sekarang. Sebenarnya warung tersebut bukanlah milik Cak Pardi sendiri, istilahnya Cak Pardi hanya sebagai pendompleng dari warung tersebut. Sehingga tidak perlu heran kalau setelah menikmati sotonya, kita membayar kepada orang yang berbeda untuk soto ayam dan minumannya. Biasanya Cak Pardi sudah mulau meyani para pembelinya sejak pukul setengah 7 pagi sampai pukul setengah 3 sore, itupun kalau belum habis duluan.

Pada rombong cokelatnya hanya tertulis “Soto Ayam Cak Pardi” di sebuah papan nama kecil yang tidak terlihat dari luar. Tapi soto ayam ini seperti soto Lamongan, kuahnya bening agak kekuningan dengan taburan koya khas Lamongan di atasnya. Sedangkan untuk isiannya ada tiga pilihan, soto ayam biasa, uritan dan campur. Untuk yang biasa terdiri dari nasi putih atau lontong (sesuai permintaan) dengan soun, irisan telur rebus dan daging ayam, kalau yang uritan ditambah dengan irisan uritan, sedangkan untuk campur ditambah lagi dengan jerohan. Rasanya memang nikmat menyantap soto ini di pagi hari, racikan bumbunya benar-benar pas. Meskipun tanpa ditambah dengan pelengkap, rasanya sudah cukup puas. Yang namanya pelengkap sungguh sayang kalau tidak ditambahkan, meskipun rasanya sudah enak tapi dengan tambahan sambal, perasan jeruk nipis dan kecap manis rasanya semakin lengkap. Apalagi kalau ditambah dengan kerupuk udang atau kerupuk lainnya yang sudah terjajar rapi di atas meja, rasanya semakin komplit. Selain rasa, harganya juga cukup terjangkau, seporsi soto ayam biasa dibandrol 8ribu rupiah, uritan 10ribu dan yang campur 16ribu rupiah.



Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar