Perburuan
kuliner saya malam ini adalah di dusun Manding - Bantul, di daerah
Selatan Jogja ini cukup terkenal dengan kuliner bakminya. Cerita
perjalanan saya kemari cukup menarik, diawali dengan teman saya yang
tanpa sengaja membaca sebuah majalah lokal Jogja yang membahas bakmi pak
Tris, dimana jika ingin menikmati bakmi tersebut pengunjung diwajibkan
reservasi dahulu alias telepon dahulu untuk memesan tempat karena jika
tidak memesan tempat bisa-bisa tidak kebagian. Rasa ketertarikan teman
saya untuk mencoba bakmi ini terlihat dengan mengulang-ulang cerita
mengenai kelezatan bakmi pak Tris tersebut. Untuk menuntaskan rasa
penasaran maka saya telepon ke nomor telepon yang tercantum disana dan
memesan tempat untuk jam 7 malam. Modal nekat dengan peta yang ala
kadarnya dan ancer-ancer jalan Parangtritis kamipun berangkat menuju
kesana.
Ketemu
juga daerah Manding yang ternyata merupakan pusat perkulitan kota
Jogja, sekarang tinggal mencari lokasi tepatnya. Daripada nyasar sayapun
bertanya kepada penduduk setempat dan jawaban yang didapat cukup
membuat nyali saya ciut sesaat, “belok ke kiri sana Pak, lurus terus
sampai ketemu kuburan di kanan dan kiri, setelah itu belok ke kiri,
mentok belok ke kanan. Disana ada papan namanya.” Kebayang ga mau cari
makan aja harus ngelewatin kuburan dulu? Waduh jangan-jangan penjual mie
nya jadi-jadian nih, besok pagi dicari udah ga ada lagi pikir saya.
Serem, tapi menambah penasaran saya buat mencoba. Nekat saja saya
mengikuti anjuran tersebut, ternyata benar di dalam kampung yang kecil
tersebut terdapat sebuah warung yang cukup ramai dengan halaman
parkirnya berjajar mobil-mobil mewah. Begitu turun dari mobil, kami
disambut oleh anak dari pak Tris yang bertanya sudah memesan tempat atau
belum dan menanyakan pesanan kami.
Warung
bakmi pak Tris cukup sederhana dan bersih dengan suasana khas desa yang
masih cukup kental sehingga saat makan disini terasa seperti makan di
rumah nenek yang ada di kampung. Pak Tris sendiri yang memasak pesanan
kami satu per satu, walaupun pesanan tersebut sama, sehingga rasa yang
dihasilkan selalu terjaga dan khas. Sejak 60 tahun lalu hingga sekarang
pak Tris memang selalu menjaga kualitas dan citra rasa masakannya.
Saya
mencoba menu andalan pak Tris yaitu bakmi godhog, sedangkan teman saya
memesan bakmi gorengnya biar bisa saling icip-icip. Sepiring bakmi
godhog dengan asap yang masih mengepul, berisi daging ayam dalam porsi
yang pas, dengan kuah yang segar bercampur dengan telur, ditambah
taburan seledri dan bawang goreng diatasnya. Bakmi godhog buatan pak
Tris bisa membuat ketagihan, cukup khas menurut saya karena cara
memasaknya masih tradisional menggunakan areng dan telur yang digunakan
adalah telur bebek. Bakmi gorengnya berisi dengan bahan yang sama hanya
saja cara pengolahannya berbeda, baik godhog maupun gorengnya cukup enak
tinggal tergantung selera saja. Terpenuhi juga keinginan dan rasa
penasaran kami dengan bakmi pak Tris ini, mencari tempat makan yang unik
dan lokasinya yang masih belum diketahui merupakan sebuah seni
tersendiri dalam berwisata kuliner.
Jika
Anda juga penasaran mencoba bakmi Pak Tris, berikut saya berikan
petunjuk jalan agar mudah menemukannya. Dari Jogja Anda bisa menuju ke
jalan Parangtritis, melewati kampus ISI lurus terus sampai menemukan
perempatan dengan traffic light yang menuju ke arah dusun Manding
(tempat central kerajinan kulit), belok ke kanan masuk ke dusun Manding
tersebut. Nanti di sebelah kanan dan kiri jalan terlihat toko-toko yang
menjual barang-barang kerajinan dari kulit. Kira-kira 100 meter dari
lampu merah yang masuk ke dusun Manding tersebut ada pertigaan, pilih
yang belok ke kiri dan lurus terus sampai menemukan kuburan di sebelah
kiri dan kanan. Setelah itu belok ke kiri, lurus terus hingga ujung
jalan, kemudian belok ke kanan. Nanti di sebelah kiri jalan terlihat
papan nama Pak Tris. Selamat mencari dan mencoba.
0 komentar:
Posting Komentar