Perjalanan kuliner tim wisatakuliner.com baru memasuki hari ke-2 dari plan
10 hari kami di Jawa Tengah. Hari ini kami tiba di Kota Kudus, untuk
kali ini kami singgah ke Taman Bojana sebagai pusat kuliner masakan Kudus. Lokasinya berada di pertemuan antara jalan Jenderal Sudirman dan jalan
Sunan Muria di Simpang 7 (seberang sudut utara Alun-Alun Kudus), Kudus.
Di dalam Taman Bojana ini, ada beberapa kios yang menyajikan masakan
khas Kudus, seperti pindang ayam & kerbau, soto ayam dan soto
kerbau. Dari sekian kios itu, ada satu kios yang dipenuhi oleh
pengunjung, kalau dari pintu masuk sebelah selatan, lokasinya tepat
berada di sebelah kanan, di samping tangga untuk naik ke lantai 2. Tak
mau ketinggalan, kami pun menuju ke kios Pak H. Sulichan
setelah berkeliling di lantai dasar. Taman Bojana merupakan kumpulan
dari para pedagang makanan yang serupa dengan panasera atau pujasera.
Kios-kios para pedagang makanan saling berdampingan/ menempel satu sama
lain dengan tempat duduk yang seadanya. Keadaan di kios Pak H. Sulichan
keadaannya juga tidak jauh berbeda, tapi yang lebih parahnya, kios ini
hanya memiliki sebuah meja panjang yang menempel langsung dengan tempat untuk meracik bahan-bahan makanan. Sebuah kursi panjang polos dan beberapa kursi plastik polos juga tersedia, tapi tanpa adanya meja.
Waktu
pertama melihat kios ini, Saya bersama anggota tim yang lain berdiri
beberapa menit sambil memperhatikan kalau ada kursi yang kosong. Setelah
ada beberapa orang yang beranjak pergi, kami langsung menempati kursi
yang kosong tersebut tanpa adanya meja. Belum sempat kami memesan,
ternyata sudah datang lagi beberapa orang yang bernasib sama dengan kami
waktu baru datang. Dalam satu tim kami berisi lima orang dan
masing-masing memesan sesuai selera. Ada pindang ayam, pindang kerbau,
soto ayam dan soto kerbau, sedangkan Saya sendiri lebih memilih soto
kerbau. Meskipun ramai pembeli, untuk masalah pelayanannya cukup cepat.
Hanya dalam waktu kurang dari 15 menit, semua pesanan kami sudah
diantar. Seperti yang sudah Saya tulis sebelumnya, kami pun makan tanpa
menggunakan meja. Untung saja penyajian sotonya menggunakan mangkuk
kecil yang dialasi dengan piring, jadi tidak terlalu kerepotan saat
menyantapnya. Meskipun menggunakan mangkuk kecil, tapi ukurannya
porsinya sampai full.
Dalam
semangkuk soto ayam hanya terdiri dari dari nasi putih, taoge, irisan
seledri dan irisan daging ayam dengan kuah yang bening serta taburan
remahan bawang putih goreng di atasnya. Pada suapan pertama sudah terasa
kelezatannya, bumbunya terasa lebih ringan (dibandingkan dengan soto
khas Jawa Timuran) dan segar. Untuk isian soto kerbaunya tidak jauh
berbeda, hanya kuah dan dagingnya saja yang berbeda, serta adanya
penambahan irisan kol. Rasanya juga enak, bumbunya khas dan dagingnya
juga tidak alot. Menurut anggota tim yang memesan pindang kerbau,
rasanya gurih dan ada sedikit
rasa manis yang menyentuh lidah. Berbeda dengan sotonya, penyajian
pindang daging maupun pindang ayam dengan menggunakan piring yang
dialasi dengan daun pisang. Isiannya sangat sederhana, nasi putih,
potongan daging kerbau, dan daun so (daun melinjo yang muda) dengan kuah
yang agak kecokelatan serta taburan bawang merah goreng di atasnya.
Sedangkan untuk isian pindang ayamnya hampir serupa, hanya kuah dan
dagingnya yang membedakan serta tidak adanya penambahan bawang merah
goreng. Jangan lupa untuk memesan rambaknya juga sebagai pelengkap saat
menikmati soto maupun pindang. Selain rasanya yang enak, masalah harga
juga cukup bersahabat, untuk masing-masing menu hanya dibandrol dengan
harga 7 ribu rupiah saja.
Berdasarkan
informasi yang kami terima, usaha ini mulai dirintis sekitar tahun
1968-an. Dulunya berada di Mall Ramayana, tapi karena adanya perubahan
infra struktur pada tahun 1997 dipindah ke Taman Bojana
hingga sekarang ini. Biasanya mereka mulai melayani para pembelinya
mulai dari jam 7 pagi sampai jam 9 malam setiap hari. Untuk dapat
melayani para pembelinya setiap hari, mereka memasak bisa sampai 3 kali.
Proses memasaknya bisa meningkat menjadi 5 sampai 6 kali kalau musim
liburan atau hari-hari perayaan besar tiba. Dan perlu diketahui juga,
semua sajian baik soto maupun pindang,
menggunakan kecap yang berbeda. Sedangkan kecap yang mereka gunakan
merupakan kecap buatan sendiri. Sampai saat ini belum ada cabangnya di
tempat lain, tapi mereka tetap akan melayani jika ada pemesanan.
0 komentar:
Posting Komentar