Sekarang
ini sedang musim hujan, Surabaya di pagi hari cukup dingin dan jalanan
kota Surabaya masih terlihat lenggang. Sekitar jam setengah 7 pagi Saya
bersama tim wisatakuliner.com sudah meluncur ke Jalan
Embong Malang untuk menikmati Soto Ayam Cak Pardi. Sekitar 30 menit
perjalanan kami tempuh untuk sampai di Soto Ayam Cak Pardi. Kalau ingin
menikmati soto ayam ini sebagai menu sarapan pagi, kita harus berangkat
pagi-pagi. Selain belum terlalu ramai, jalanan di Kota Surabaya juga
belum terlalu dipadati kendaraan. Meskipun masih terbilang cukup pagi
kami sampai di lokasi, tapi sudah ada beberapa mobil dan sepeda motor
yang terparkir di depan warungnya. Tidak ada papan nama atauspanduk yang
terpajang disana, hanya sebuah warung kecil sederhana dengan warna
hijau dominan yang bisa dijadikan sebagai petunjuk. Lokasinya tidak jauh
dari Tunjungan Plaza, di seberang Surabaya Indah atau yang sering
disebut sebagai Gedung Go Sket (eks Go Sket).
Warung
yang hanya bisa menampung sekitar 25 pengunjung itu sudah cukup ramai,
sedangkan Cak Pardi sendiri sedang sibuk meracik soto ayam tanpa henti
dibalik rombong cokelatnya. Menurut informasi yang Saya terima, Cak
Pardi sudah mulai merintis usahanya ini sejak tahun 1972-an. Pada
awalnya Cak Pardi menjajakan dagangannya dengan cara berkeliling,
kemudian Beliau menetap di warung tersebut hingga sekarang. Sebenarnya
warung tersebut bukanlah milik Cak Pardi sendiri, istilahnya Cak Pardi
hanya sebagai pendompleng dari warung tersebut. Sehingga tidak perlu
heran kalau setelah menikmati sotonya, kita membayar kepada orang yang
berbeda untuk soto ayam dan minumannya. Biasanya Cak Pardi sudah mulau
meyani para pembelinya sejak pukul setengah 7 pagi sampai pukul setengah
3 sore, itupun kalau belum habis duluan.
Pada
rombong cokelatnya hanya tertulis “Soto Ayam Cak Pardi” di sebuah papan
nama kecil yang tidak terlihat dari luar. Tapi soto ayam ini seperti
soto Lamongan, kuahnya bening agak kekuningan dengan taburan koya khas
Lamongan di atasnya. Sedangkan untuk isiannya ada tiga pilihan, soto
ayam biasa, uritan dan campur. Untuk yang biasa terdiri dari nasi putih
atau lontong (sesuai permintaan) dengan soun, irisan telur rebus dan
daging ayam, kalau yang uritan ditambah dengan irisan uritan, sedangkan
untuk campur ditambah lagi dengan jerohan. Rasanya memang nikmat
menyantap soto ini di pagi hari, racikan bumbunya benar-benar pas.
Meskipun tanpa ditambah dengan pelengkap, rasanya sudah cukup puas. Yang
namanya pelengkap sungguh sayang kalau tidak ditambahkan, meskipun
rasanya sudah enak tapi dengan tambahan sambal, perasan jeruk nipis dan
kecap manis rasanya semakin lengkap. Apalagi kalau ditambah dengan
kerupuk udang atau kerupuk lainnya yang sudah terjajar rapi di atas
meja, rasanya semakin komplit. Selain rasa, harganya juga cukup
terjangkau, seporsi soto ayam biasa dibandrol 8ribu rupiah, uritan
10ribu dan yang campur 16ribu rupiah.
0 komentar:
Posting Komentar