Kalau
teringat dengan rujak cingur pasti akan teringat juga dengan kota
Surabaya yang merupakan daerah asalnya. Tidak hanya di Surabaya, rujak
cingur bisa dengan mudah ditemukan di sebagian besar daerah Jawa Timur
pada umumnya. Tapi untuk kali ini Saya bersama tim wisatakuliner.com
sengaja ingin menikmati rujak cingur di Kota Surabaya. Sebut saja Rujak
Cingur Ahmad Jais, rujak cingur yang satu ini bisa dikatakan sebagai
rujak yang paling eksklusif se-Indonesia, atau mungkin di seluruh dunia.
Kenapa Saya bisa bilang demikian? Karena dilihat dari harganya saja
sangat jauh berbeda dengan rujak cingur yang sering kita jumpai, seporsi
rujak cingurnya dibandrol 45ribu rupiah. Dari tahun-tahun awal
dirintisnya usaha ini, harganya memang jauh diatas rata-rata.
Saya bersama tim wisatakuliner.com sampai di lokasi sekitar jam 3 sore, tidak ada papan nama, sign board
atau spanduk yang terpasang disana. Setelah memasuki jalan Ahmad Jais
sekitar ±400 meter dari arah timur, dari tepi jalan hanya terlihat
sebuah rumah yang cukup besar dengan sebuah ruang kecil di sisi kirinya.
Kalau dilihat dari dari ruangannya, siapa pun tidak akan menyangka
kalau harga rujaknya mencapai 45ribu per porsi. Usaha ini dirintis oleh
Ny. Ng Giok Tjoe ketika Beliau berusia ±42 tahun. Tidak heran kalau
hanya dengan usaha rujak cingur ini, Beliau bisa membiayai
putra-putrinya hingga lulusan luar negeri. Sekarang ini usia Beliau
sudah mencapai ±82 tahun, tapi sampai saat ini Beliau sendiri yang masih
mengulek bumbu rujaknya. Sedangkan pengelolaan usaha ini sudah
diserahkan kepada salah satu anaknya yang bernama Ong Sioe Sin atau yang
dikenal dengan nama Jennifer. Meskipun harganya mahal, tapi tidak
membuat Rujak Cingur Ahmad Jais kehilangan pelanggan atau pun pembeli.
Bahkan kebanyakan para pelanggannya berasal dari kalangan atas, seperti
para pejabat daerah atau pemerintah, manager, SPV hingga kalangan artis/
entertainer.
Ketika
kami sampai disana, sudah ada beberapa orang yang terlihat sedang
menikmati rujak, ada yang sedang menunggu pesanan untuk dibawa pulang
dan ada juga yang baru datang. Meskipun bangunannya terlihat kuat dan
besar, tapi ruangan ini sangat sederhana dan terlihat agak berantakan.
Ruangannya cukup kecil dengan beberapa meja kursi sederhana, mungkin
hanya cukup untuk menampung kurang dari 20 pengunjung. Biasanya Rujak
Cingur Ahmad Jais ini mulai buka sekitar jam 10 siang sampai jam 5 sore,
tapi untuk hari Minggu jam bukanya lebih siang sedikit, sekitar jam 11
siang.
Setelah
menunggu beberapa saat, akhirnya pesanan kami sampai juga.Waktu itu
kami hanya memesan rujak cingur yang matengan, hanya terdiri dari
sayuran kangkung dan taoge, beberapa potong tempe goreng, irisan tahu
goreng dan cingur dengan bumbu yang cukup melimpah di atasnya. Rujaknya
memang enak dengan porsi yang cukup besar, cukup untuk dinikmati 2
orang. Petisnya terasa lembut (terkadang rujak cingur ada yang petisnya
masih agak kasar) dan kacangnya sedikit renyah, karena masih agak kasar.
Cingurnya empuk, bersih dan baunya tidak tercium sama sekali, tempe
gorengnya juga enak, ketika dimakan masih kriuk-kriuk karena digoreng
kering seperti keripik. Sedangkan rujak cingur sendiri biasanya ada
irisan buah-buahannya, seperti mentimun, mangga atau bengkuang.
0 komentar:
Posting Komentar