Hari ke-3 perjalanan wisata kuliner Jawa Tengah, tim wisatakuliner.com
berada di Kota Salatiga yang udaranya agak dingin meskipun di siang
hari. Setelah menikmati beberapa kuliner sebelumnya, untuk selanjutnya
kami berencana untuk menikmati Soto Ayam Esto.
Sekitar jam 1 kurang beberapa menit kami sudah sampai di Jl.
Langensuko, Salatiga yang merupakan lokasi dari rumah makan Soto Ayam
Kampung ESTO. Untuk mencari lokasinya cukup mudah, karena lokasinya
berada di belakang Grand
Wahid Hotel, Salatiga. Rumah makan ini tidak terlalu besar dan
sederhana, tidak ada lahan parkir yang cukup luas, sehingga kendaraan
roda empat terparkir di tepi jalan yang tidak terlalu lebar.
Setelah
memarkir kendaraan, kami pun berjalan menuju lokasinya, disana hanya
terlihat sebuah mobil merah yang terparkir di tepi jalan. Suasananya
juga tidak terlalu ramai, tempat untuk meracik soto ada di depan,
samping pintu masuk. Sebuah meja dan tempat pemanasan kuah di dalam
kuali lengkap dengan pembakarannya yang masih menggunakan arang. Hampir
tidak ada kesibukan di tempat ini, semuanya terlihat rapi, bersih dan
sedikit makanan yang tersisa. Setelah bertanya pada salah satu
karyawannya, ternyata sotonya sudah habis dan mau tutup. Ada sebersit
rasa kecewa yang menghampiri, namun setelah berbicara dengan Bu Misyanto
sebagai pemiliknya, akhirnya kami masih bisa menikmati soto ayam esto
meskipun hanya tinggal satu porsi. Berdasarkan informasi yang kami
terima, usaha ini sudah dirintis sekitar tahun 1953 dengan menempati
sebuah warung kecil yang sederhana di depan Garasi ESTO. Namun sekitar 1
tahun yang lalu pindah ke Jl. Langensuko No. 4 hingga sekarang,
sehingga soto ini dikenal dengan nama soto ayam ESTO.
Dalam
waktu singkat seporsi soto sudah tersaji di atas meja. Semangkuk soto
terdiri dari nasi putih yang ditambahi taoge di atasnya, irisan daun
seledri dan suwiran daging ayam kampung. Kuah santannya yang ringan
berwarna putih agak kekuningan dengan taburan bawang goreng di atasnya.
Rasa bumbunya ringan, segar, gurih, aroma kuah santannya khas dan daging
ayamnya juga empuk. Biasanya soto ini disajikan dengan taburan remahan
kerupuk karak yang renyah dan gurih. Selain itu, juga ada sate telur
puyuh, sate kerang, sate usus, bakwan jagung, dan tempe goreng yang di
atasnya terdapat beberapa ekor udang.
Seperti yang Saya tulis sebelumnya, rasanya sedikit kecewa karena kami datang terlalu siang, jadi belum bisa menikmati berbagai side dish
yang biasanya disajikan. Mungkin lain waktu kalau kami singgah lagi ke
Selatiga, pasti kami akan datang lebih pagi lagi. Biasanya rumah makan
ini sudah buka dari jam 6 pagi sampai jam 1 siang. Tapi saran Saya,
sebaiknya datang sebelum jam 12 siang, agar tidak kehabisan seperti yang
kami alami sekarang.
0 komentar:
Posting Komentar