Rujak dengan cita rasa yang unik dan aroma buah honje
(kecombrang) yang khas, menjadikan rujak yang berasal dari kampung
Ciherang ini dikenal oleh masyakat luas, terutama daerah Bandung. Lebih
tepatnya, Rujak Ciherang ini terletak di Jl. Ciherang No. 81, Kampung
Ciherang, Desa Kiangroke, Banjaran, Bandung. Warungnya cukup sederhana,
di bagian depan terdapat meja etalase dari kayu yang memajang beberapa
stoples berisi bumbu rujak, sirup bandrek dan beberapa makanan oleh-oleh
lainnya. Dan di dalam terdapat lemari yang dipenuhi dengan aneka kue
kering dan jajanan khas desa Ciherang, seperti opak (kerupuk), kecimpring dan berondong.
Pada saat musim haji, biasanya para jema’ah haji asal Bandung
membawanya untuk dijadikan salah satu cemilan untuk dibawa ke tanah
suci. Karena bumbu rujak ini bisa bertahan hingga 3 bulan, dan bisa
lebih lama lagi kalau disimpan di dalam lemari es.
Rujak
ini terdiri dari irisan aneka buah (mangga muda, bengkuang, kedondong,
nanas, mentimun dan jambu air) dan juga ubi merah yang disiram dengan
sambal rujaknya. Untuk jenis buahnya selalu berganti-ganti sesuai dengan
perubahan musim buah. Tapi untuk irisan ubi merah selalu ada di dalam
racikan rujak ini. Rujak Ciherang yang kini sudah memiliki cabang di
Warung Lobak, Soreang dan Kampung Sadu, jalan Raya Ciwidey ini, mulai
melayani pelanggannya setiap hari dari jam 9 pagi sampai jam 6 sore
hari. Selain bisa membeli bumbu rujaknya saja dengan harga sekitar Rp
20.000/ toples, kita juga bisa membeli rujak dengan harga Rp 5.000/porsi
untuk dimakan di tempat maupun dibawa pulang.
0 komentar:
Posting Komentar